Rindu Fakultas Teknik Unram, Apa Kabar Fasilitas dan Pilwadek?
10 jam lalu
Oleh: Muhamad Jaesa Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mataram.
Pengantar
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam menegakkan peradaban dan pilar kehidupan. Universitas Mataram (Unram) pada 27 Mei 2025 resmi meraih predikat akreditasi unggul, yang kemudian menjadi perbincangan hangat di ruang publik, baik di media sosial maupun forum-forum diskusi mahasiswa. Akreditasi ini menjadi capaian bersejarah setelah 65 tahun berdirinya Unram sebagai universitas terbesar di Nusa Tenggara Barat.
Capaian tersebut tentu menimbulkan berbagai pertanyaan kritis di kalangan mahasiswa. Apakah Unram memang layak menyandang akreditasi unggul? Bagaimana mungkin akreditasi unggul diraih ketika sebagian fasilitas kampus masih terbatas? Apakah capaian ini akan berimplikasi pada perbaikan sarana dan prasarana? Bahkan, muncul pula pertanyaan strategis: apakah setelah unggul Unram akan menuju status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH)?
Tulisan ini secara khusus menyoroti Fakultas Teknik Universitas Mataram—yang akrab dikenal sebagai Kampus Ungu. Fakultas ini terkenal sebagai wadah mahasiswa yang solid, kreatif, serta produktif dalam menghasilkan karya. Mahasiswa Fakultas Teknik telah banyak menciptakan inovasi seperti mobil listrik, robot tari, robot line follower, hingga aplikasi berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Fakultas ini juga rutin berpartisipasi dalam berbagai kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional. Namun, pertanyaan penting muncul: apakah fasilitas dan pendanaan Fakultas Teknik sudah memadai untuk mendukung prestasi tersebut?
Fasilitas Fakultas Teknik
Fasilitas menjadi isu utama yang sering dikeluhkan mahasiswa. Banyak sarana pendukung pembelajaran dan penelitian yang dinilai sudah usang bahkan tidak berfungsi. Mulai dari pendingin ruangan (AC) di kelas yang sering rusak, hingga peralatan laboratorium yang sudah tidak dapat dioperasikan secara optimal. Kondisi ini tentu berdampak pada kenyamanan proses belajar mengajar serta menghambat pengembangan riset mahasiswa.
Peralatan laboratorium seharusnya menjadi tulang punggung pengembangan ide-ide inovatif mahasiswa. Namun, sebagian besar alat sudah berumur lama. Salah seorang mahasiswa Teknik Elektro, Taufik Hidayat, menyampaikan bahwa “minimal peralatan laboratorium harus diperbarui karena sebagian masih berasal dari pengadaan tahun 2004.” Pandangan ini sejalan dengan pengalaman penulis, yang juga merasakan keterbatasan fasilitas tersebut.
Pendanaan Fakultas Teknik: Masih Kurang Transparan
Isu pendanaan juga menjadi perhatian serius. Anggaran organisasi mahasiswa dinilai masih kurang transparan. Dalam praktiknya, mahasiswa jarang dilibatkan dalam perencanaan anggaran. Hanya besaran dana yang disampaikan, misalnya BEM dan DPM memperoleh Rp10 juta, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Rp6 juta, serta Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Rp4 juta. Jumlah tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan mahasiswa untuk mengembangkan kegiatan, pelatihan, maupun kompetisi yang berskala nasional maupun internasional.
Keterbukaan anggaran merupakan kunci untuk membangun kepercayaan serta memastikan dana benar-benar digunakan untuk mendukung kreativitas mahasiswa. Oleh karena itu, keterlibatan mahasiswa dalam proses perencanaan anggaran sangat diperlukan.
Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Mataram
Dekan Fakultas Teknik, Ir. Muhamad Syamsu Iqbal, ST, MT, Ph.D., telah membawa sejumlah kemajuan, salah satunya dalam penataan tata ruang kampus yang kini terlihat lebih rapi. Untuk mendukung visi misi fakultas, yaitu “Menjadi Fakultas yang Unggul dalam Pendidikan dan Pengembangan Teknologi Berbasis Riset dan Inovasi yang Berdaya Saing Internasional 2025”, keberadaan wakil dekan yang kompeten sangatlah krusial. Wakil Dekan I (Bidang Akademik) jarang terekspos sehingga sebagian mahasiswa bahkan merasa kurang mengenalnya. Wakil Dekan II (Bidang Umum dan Keuangan) berhasil memperbaiki tata ruang, tetapi masih menghadapi kendala dalam perbaikan fasilitas serta transparansi pendanaan organisasi mahasiswa.
Wakil Dekan III (Bidang Kemahasiswaan dan Alumni) merupakan figur yang paling sering berinteraksi dengan mahasiswa. Namun, sebagian mahasiswa menilai gaya kepemimpinan beliau kurang mendukung kreativitas organisasi, karena beberapa kegiatan dinilai terlalu dibatasi oleh preferensi pribadi. Dari pengalaman penulis sebagai mantan pengurus organisasi mahasiswa, diperlukan evaluasi kepemimpinan pada posisi ini agar tercipta iklim kemahasiswaan yang lebih inklusif.
Pemilihan Wakil Dekan Fakultas Teknik 2025
Masa jabatan pimpinan Fakultas Teknik akan segera berakhir pada tahun 2025. Selama kepemimpinan Dekan saat ini, berbagai terobosan telah dilakukan, meskipun masih terdapat pekerjaan rumah terkait fasilitas dan transparansi pendanaan. Proses pemilihan wakil dekan periode berikutnya kini sedang berlangsung dan masih menjadi topik diskusi hangat. Wakil dekan memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan fakultas selama empat tahun ke depan. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki harapan besar agar pimpinan yang terpilih kelak dapat menghadirkan solusi konkret, terutama dalam hal peningkatan fasilitas dan keterbukaan pengelolaan anggaran. Penulis juga berharap Dekan saat ini dapat kembali melanjutkan kepemimpinan demi memperkuat daya saing Fakultas Teknik di tingkat internasional.
Penutup
Fakultas Teknik Universitas Mataram merupakan salah satu aset penting dalam pembangunan sumber daya manusia di Nusa Tenggara Barat. Dengan predikat akreditasi unggul yang kini telah diraih UNRAM, peningkatan kualitas fasilitas, transparansi pendanaan, serta kepemimpinan yang inklusif menjadi tuntutan utama.
Harapannya, perubahan nyata dapat segera diwujudkan agar mahasiswa Fakultas Teknik mampu berkembang lebih optimal, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat global.
SalamPerjuangan
Teknik: Satu Jiwa, Satu Rasa, Saudara

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Jalan Rusak, Pemuda Dusun Lentek Kritisi Kinerja Pemerintah Desa Rembitan
Minggu, 20 Juli 2025 07:42 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler